berikut tugas awal untuk kelas B pendidikan Fisika 2014:
1. tuliskan persamaan persamaan hukum ohm dan gambarkan grafik karakteristiknya!
2. Apakah bedanya pengukuran dengan menggunakan rangkaian gambar 4-1 dan gambar 4-2 ? (lihat dalam modul)
3. buat resume yang berisi materi yang terkait dengan percobaan karakteristik beberapa elemen listrik!
note:
buat daftar pustaka yang merupakan referensi kalian dalam membuat tugas pendahuluan ini!
AFIKA - anak fisika asli
Rabu, 20 April 2016
Senin, 18 Januari 2016
Minggu, 22 November 2015
Sejarah Fisika : Penemu Televisi
Sejarah Fisika
PENEMU TELEVISI
John Logie Baird
Di susun oleh:
RIRIN HANDAYANI
A 241 13 077
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TADULAKO
2015
PENEMUAN
TELEVISI
1.
PENEMUAN
Televisi yang kita
lihat sekarang adalah suatu hasil teknologi yang ditemukan oleh beberapa ahli
di bidang elektronik. Ide dasar dari sebuah televisi pertama kali dicetuskan
oleh Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa 23 tahun di Jerman, yang
mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram Nipkow.
Namun tokoh penemu Televisi yang terkenal dan telah disetujui secara umum
oleh dunia sebagai demonstrasi televisi pertama adalah John Logie Baird.
Penemu asal Skotlandia,
John Logie Baird berhasil menunjukan cara pemancaran gambar-bayangan bergerak
di London pada tahun 1925, diikuti gambar bergerak monokrom pada tahun 1926.
Cakram pemindai Baird
dapat menghasilkan gambar beresolusi 30 baris (cukup untuk memperlihatkan wajah
manusia) dari lensa dengan spiral ganda.
Demonstrasi oleh Baird
ini telah disetujui secara umum oleh dunia sebagai demonstrasi televisi
pertama, sekalipun televisi mekanik tidak lagi digunakan. Pada tahun 1927,
Baird juga menemukan sistem rekaman video pertama di dunia, yaitu
"Phonovision", yaitu dengan memodulasi sinyal output kamera TV-nya ke
dalam kisaran jangkauan audio, dia dapat merekam sinyal tersebut pada cakram
audio 10 inci (25 cm) dengan menggunakan teknologi rekaman audio biasa.
Hanya sedikit rekaman
"Phonovision" Baird yang masih ada dan rekaman-rekaman yang masih
bertahan tersebut kemudian diterjemahkan dan diproses menjadi gambar yang dapat
dilihat pada 1990-an menggunakan teknologi pemrosesan- sinyal digital.
Pada 1926, seorang
insinyur Hungaria, Kálmán Tihanyi, merancang sistem televisi dengan perangkat
pemindaian dan tampilan yang sepenuhnya elektronik, dan menggunakan prinsip
"penyimpanan isi" di dalam tabung pemindai (atau "kamera").
Pada 1927, seorang
penemu Rusia, Léon Theremin, mengembangkan sistem televisi dengan mirror-drum
yang menggunakan sistem "video terjalin" untuk menghasilkan resolusi
gambar 100 baris.
Pada tahun yang sama,
Herbert E. Ives dari Bell Labs berhasil mengirimkan gambar bergerak dari sebuah
cakram 50-tingkap yang menghasilkan 16 gambar per menit melalui medium kabel
dari Washington, D.C. ke New York City, dan juga melalui gelombang radio dari
Whippany, New Jersey. Ives menggunakan layar penayang sebesar 24 x 30 inci (60
x 75 cm). Subjek rekamannya termasuk salah satunya Sekretaris Perdagangan Amerika
saat itu, Herbert Hoover.
Pada tahun yang sama
pula, Philo Farnsworth berhasil membuat sistem televisi pertama di dunia dengan
pemindai elektronik pada kedua perangkat tampilan dan pickup, dimana temuannya
ini pertama kali ia demonstrasikan di depan media pers pada 1 September 1928.
Pada tahun 1936, untuk
pertama kalinya olimpiade Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan
Leipzig di mana masyarakat umum dapat menyaksikan setiap perlombaan langsung.
Pada masa awal
televisi, kotak televisi elektromekanik mulai secara komersial dijual dari
tahun 1928 hingga 1934 di Inggris, Amerika Serikat, dan Rusia. Televisi
komersial pertama dijual oleh Baird di Britania Raya pada tahun 1928 dalam
bentuk penerima radio ditambah dengan komponen-komponen seperti tabung neon di
belakang cakram Nipkow yang menghasilkan gambar kemerahan berukuran sebesar
perangko pos yang dapat diperbesarkan lagi menggunakan lensa pembesar.
"Televisor" ciptaan Baird ini juga dapat digunakan tanpa radio.
Televisor yang dijual pada tahun 1930–1933 merupakan pemasaran televisi masal
yang pertama. Kira-kira 1.000 unit Televisor berhasil dijual.
Kotak televisi
elektronik komersial pertama dengan tabung sinar katode diproduksi oleh
Telefunken di Jerman pada 1934, diikuti oleh produsen elektronik yang lain di
Perancis (1936), Britania Raya (1936), dan Amerika Serikat (1938). Pada tahun
1936, Kálmán Tihanyi menerangkan prinsip televisi plasma, yaitu sistem panel
datar yang pertama. Pada tahun 1938 di Amerika, televisi berukuran 3 inci (7.6
cm) dijual seharga 125 USD (setara dengan 1.863 USD pada tahun 2007.) Model
termurah televisi berukuran 12 inci (30 cm) adalah seharga $445 (setara dengan
$6.633 per 2007).
Kira-kira sebanyak
19.000 unit televisi elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600 unit di
Jerman, dan 8.000 unit di Amerika,[28] sebelum akhirnya War Production Board
terpaksa menghentikan produksi TV pada April 1942 karena pecahnya Perang Dunia
II. Penggunaan TV di Amerika Serikat meningkat kembali pasca Perang Dunia II
setelah produksi TV diizinkan kembali pada Agustus 1945. Pasca perang, jumlah
pemilik TV di Amerika meningkat sekitar 0,5% pada tahun 1946, lalu naik 55,7%
pada tahun 1954, dan naik sampai 90% pada tahun 1962.[29] Di Britania, jumlah
pemilik TV meningkat dari 15.000 pada tahun 1947, lalu 1,4 juta pada tahun
1952, hingga 15,1 juta pada tahun 1968.
2.
BIOGRAFI PENEMU
John
Logie Baird (lahir di Helensburgh, Skotlandia, 13 Agustus 1888 – meninggal di
Bexhill-on-Sea, East Suss3x, Inggris, 14 Juni 1946 pada umur 57 tahun) adalah
penemu yang pertama kali menunjukkan bahwa citra visual dapat ditransmisikan.
Hingga
ia berusia 35 tahun, Baird hidup dalam kondisi serba kekurangan. Pada tahun
1923, ia mulai berusaha mengotak-atik mesin untuk mentransmisi gambar,
sekaligus suara, lewat radio. Tak lama kemudian ia berhasil mengirim citra
kasar melewati transmiter tanpa-kabel ke pewawat penerima yang berjarak
beberapa meter. Pada Januari 1925 dia mendemonstrasikan televisi di depan umum
di Royal Institute di London. Ini adalah peragaan televisi paling awal.
Pada
tahun 1929, BBC melakukan siaran televisi perdana, menggunakan peralatan Baird.
Namun ketika itu ia belum memanfaatkan penggunaan tabung sinar-Katode, yang
menjadi dasar televisi modern. Sehingga sistem buatannya kalah bersaing dengan
sistem baru pada tahun 1933. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas)
3.
TELEVISI
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi
terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara,
baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi"
merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari bahasa Yunani
danvisio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat
diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media
visual/penglihatan.”
Penggunaan kata "Televisi" sendiri
juga dapat merujuk kepada "kotak televisi", "acara televisi",
ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi disejajarkan dengan
penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia
'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve
ataupun tipi.)
Kotak televisi pertama kali dijual secara
komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang
biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber
kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak1970-an,
kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga
menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk untuk melihat materi siaran serta
hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses
melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu.
Walaupun terdapat bentuk televisi lain seperti
televisi sirkuit tertutup, namun jenis televisi yang paling sering digunakan
adalah televisipenyiaran, yang dibuat berdasarkan sistem penyiaran radio yang
dikembangkan sekitar tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio
berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang
televisi.
Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui
gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara
54-890megahertz. Kini gelombang TV juga sudah memancarkan jenis suara stereo
ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun2000, siaran TV
dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan
siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital.
Sebuah kotak televisi terdiri dari
bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk di antaranya sirkuit
penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang
tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut sebagai monitor,
bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam berbagai
penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC,
ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga digunakan
untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan pengarahan
senjata, terutama untuk tempat-tempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk
diobservasi secara langsung.
Televisi amatir (ham TV atau ATV) digunakan
untuk kegiatan percobaan dan hiburan publik yang dijalankan oleh operator radio
amatir. Stasiun TV amatir telah digunakan pada kawasan perkotaan sebelum
kemunculan stasiun TV komersial.
Televisi telah memainkan peran penting dalam
sosialisasi abad ke-20 dan ke-21. Pada tahun 2010, iPlayer digunakan dalam
aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet, termasuk di
antaranya adalah Facebook dan Twitter.
Sejarah
awal
Pada masa awal perkembangannya, televisi
menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam,
menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada akhir 1920-an,
sistem pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja
telah dikembangkan, dimana semua sistem televisi modern menerapkan teknologi
ini. Walaupun sistem mekanik akhirnya tidak lagi digunakan, pengetahuan yang
didapat dari pengembangan sistem elektromekanis sangatlah penting dalam
pengembangan sistem televisi elektronik penuh.
Gambar pertama yang berhasil dikirimkan secara
elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik sederhana, (seperti
pantelegraf) yang dikembangkan pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar
bergerak yang menggunakan daya elektrik pertama kali diuraikan pada 1878
sebagai "teleponoskop" (konsep gabungan telepon dan gambar bergerak),
tidak lama setelah penemuan telepon. Pada saat itu, para penulis fiksi ilmiah
telah membayangkan bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat dikirimkan
melalui medium kabel, seperti halnya suara.
Ide untuk menggunakan sistem pemindaian gambar
untuk mengirim gambar pertama kali dipraktikkan pada 1881 menggunakan
pantelegraf, yaitu menggunakan mekanisme pemindaian pendulum. Semenjak itu,
berbagai teknik pemindaian gambar telah digunakan di hampir setiap teknologi
pengiriman gambar, termasuk televisi. Inilah konsep yang bernama
"perasteran", yaitu proses merubah gambar visual menjadi arus
gelombang elektrik.
4.
PRINSIP
KERJA TELEVISI
Sebenarnya, suatu gambar berwarna adalah gambar
monokrom ( hitam putih ) tetapi dengan penambahan warna pada bagian – bagian
utama dari adegan Informasi warna yang diperlukan berada di dalam sinyal
krominansi (C) sebesar 3,58 MHz.
Gambar monokrom dihasilkan oleh sinyal luminansi (Y), gambar diproduksi
dalam warna alamiah.n Secara praktis semua warna dapat dihasilkan sebagai
gabungan dari warna – warna dasar merah, hijau dan biru yang merupakan warna-
warna utama. Warna – warna lain, termasuk putih, adalah campuran dari warna
merah, hijau dan biru.
Kamera memberikan sinyal-sinyal video berwarna ini dari cahaya dengan
warna–warna yang berbeda.Tabung gambar sinyal– sinyal video merah, hijau dan
biru kembali menjadi cahaya dengan warna yang sesuai dengan bayangan asli pada
tabung kamera. Warna–warna dalam adegan ini dipisahkan pada tabung–tabung
kamera oleh penapis ( Filter) warna optic. Sebagai hasilnya, keluar dari tabung
kamera I adalah suatu sinyal video merah (R) yang mengandung informasi hanya
untuk bagian merah dari adegan. Dengan cara sama, tabung – tabung 2 dan 3
menghasilkan sinyal – sinyal hijau (G) dan biru (B).
Bilamana yang ditamnbahkan hanya hijau dan biru, hasilnya adalah suatu
campuran biru kehijauan yang disebut cyan.Jika yang ditambahkan hanya
merah dan biru, warna merah kebiru – biruan disebut magenta. Warna ini sama
dengan violet (ungu), tetapi magenta lebih banyak warna merah.
Kuning adalah warna campuran tambahan dengan bagian merah dan hijau yang
mendekati sama. Merah yang lebih banyak dan hijau yang lebih sedikit
menghasilkan jingga (orange).Oleh karena itu, gabungan kuning dan biru
sebenarnya mencakup ketiga warna dasar.
Magenta adalah komplemen hijau, dan cyan komplemen merah. Kadang-
kadang warna komplementer cyan, magenta, dan kuning diacu sebagai minus merah,
minus hijau, dan minus biru, sebab masing–masing dapat dihasilkan sebagai
cahaya putih dikurangi warna dasar yang sesuai.
Suatu warna dasar dan komplementer dapat dipandang menjadi warna – warna
yang berlawanan. Alasannya adalah bahwa komplemen setiap warna dasar mengandung
kedua warna – warna dasar substraktif (pengurang) yang digunakan untuk menapis
berturut – turut merah, hijau, dan biru.
Warna Dasar
|
Warna Komplementer
|
Merah
Hijau
Biru
|
Cyan
Magenta
Kuning
|
Komplementer warna – warna komplementer adalah :
Cyan
= Biru + Hijau
Magenta = Merah + Biru
Kuning
= Merah + Hijau
Corak warna – warna komplementer Cyan adalah biru kehijauan, dan magenta
adalah merah keunguan.Bila dipandang sebagai warna dasar dalam suatu sistem
yang substraktif, warna –warna dasar ini sering dinamai hanya sebagai biru,
merah, dan kuning. Akan tetapi, biru ini seharusnya adalah cyan dengan
hijau dan biru ; merah adalah magenta yang menggabungkan biru dan merah
; kuning gabungan dari hijau dan merah. Dalam metode ini, campuran – campuran
diperoleh dengan mengurangkan masing – masing warna dasar dari cahaya putih
dengan menggunakan filter (penapis) berwarna
5. KEGUNAAN HINGGA SAAT INI
Kegunaan televisi hingga saat ini tidak pernah
berkurang, sejak tahun pembuatan pertama hingga saat ini selalu mendapat
perhatian. Terlihat dari semakin canggihnya televisi saat ini. Televisi sangat
berguna untuk menyampaikan informasi dalam bentuk audio dan visual.
DAFTAR PUSTAKA
Kamis, 29 Oktober 2015
Laporan hasil Observasi DI SMA 7 PALU
LAPORAN
HASIL OBSERVASI

Oleh
Kelompok
3
Rai
Agustini (A 241
13 043)
Ririn
Handayani (A 241 13 077)
Malni
Allo Karaeng (A 241 13 050)
Wurwiarwin (A 241 13 022)
Tri
Rahmadanhi M. (A 241 13 123)
Zulaikha
Mufia (A 241 13 072)
Andi
Sumadi (A 241 13 015)
Akbar
A. Laona (A 241 13 027)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENNDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
KATA PENGANTAR
Ahamdulillah, Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil observasi
yang telah dilakukan di SMAN 7 PALU.
Dalam penyelesaikan laporan ini, penulis tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Terutama kepada bapak Pembina sebagai dosen pembimbing dan
kepada rekan-rekan mahasiswa/ mahasiswi yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami ucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Yusuf Kendek Paluin, M.Pd, selaku dosen
pembimbing mata kuliah strategi pembelajaran fisika,
2. Bapak Isman, M.Pd, guru mata pelajaran
fisika SMA 7 PALU selaku narasumber dan objek observasi, yang telah meluangkan
waktu dan tenaga, untuk terselenggaranya observasi ini.
Dengan segala ketulusan hati penulis menyadari bahwa apa
yang disajikan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala saran untuk dikemudian hari penulis ucapan terimakasih. Semoga bantuan
yang penulis terima dari semua pihak bermanfaat bagi pembaca Amin.
Palu,
21 oktober 2015
|
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................
|
1
|
KATA PENGANTAR........................................................................................
|
2
|
DAFTAR ISI......................................................................................................
|
3
|
BAB I PENDAHULUAN
|
|
1. Latar Belakang........................................................................................
|
4
|
2. Rumusan Masalah...................................................................................
|
4
|
3. Tujuan ....................................................................................................
|
4
|
4. Manfaat Observasi..................................................................................
|
4
|
5. Metode...................................................................................................
|
4
|
BAB II HASIL OBSERVASI
|
|
A.
Gambaran Observasi...............................................................................
|
5
|
B.
Kegiatan Pembelajaran Matematika Kelas XI
IPA 5 di SMA N 7 PALU......................................................................................................
|
5
|
C.
Deskripsi Proses Pembelajaran fisika di kelas XI IPA 5 SMA N 7 PALU.....................................................................................................
|
7
|
BAB III PENUTUP
|
|
KESIMPULAN.................................................................................................
|
8
|
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
|
9
|
Lampiran............................................................................................................
|
10
|
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap individu mempunyai keunikan masing-masing. Mempunyai
kemampuan dan karakateristiknya masing-masing. Mulai dari yang cepat memahami
pelajaran, hingga yang lamban, mulai dari siswa yang berprestasi hingga anak
yang syarat akan masalah.
Observasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam
mengetahui bagaimana cara mengajar yang baik. Dalam hal ini kami selau
mahasiswa Pendidikan Fisika melakukan observasi di SMA N 7 PALU, untuk memenuhi
tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Fisika. Dengan adanya observasi ini
diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana seorang guru mengajar suatu
pembelajaran. Kemudian kita sebagai seorang calon gurutentunya dapat memilih
ana yang baik dan tidak baik untuk di ajarkan kepada murit kita ketika sudah
mengajar kelak.
2.
Rumusan
Masalah
a. Bagaimana proses pembelajaran di SMA
b. Bagaimana metode dan strategi
mengajar yang efektif
3.
Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka
tujuan observasi adalah sebagai berikut
a. Mengetahuai proses pembelajaran di
SMA
b. Mengetahui metodedan startegi
mengajar yang efektif
4.
Manfaat
observasi
Setelah
melakukan observasi di SMA N 7 PALU diharapkan kita dapat memahmi bagaimna cara
mengajar yang benar dan mengaplikasikannya ketika kita menjadi guru di masa
yang akan datang
5.
Metode
Metode yang di gunakan dalam
penyusunan observasi adalah observasi langsung dan wawancara
BAB II
HASIL OBSERVASI
A.
Gambaran Observasi
1.
Identitas Narasumber
Nama Lengkap : Isman,
M.Pd
Jabatan : Sebagai Guru kelas XI IPA di
SMA N 7 PALU
2.
Pelaksanaan Observasi
Tempat : Kelas XI IPA 5 di
SMA N 7 PALU
Alamat : Kel. Baiya, kec.
Tawaeli
Jumlah Peserta didik : 26 Orang
Hari ,Tanggal : Senin, 19 Oktober 2015
Waktu : 08:30 WITA –
10:00 WITA
Mata Pelajaran : Fisika
Materi : Hukum Kepler
B.
Kegiatan Pembelajaran Fisika
Kelas XI IPA 5 di SMA N 7
PALU
Dalam kegiatan pembelajaran di SMA N 7 PALU , metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi Kelompok dan
eksperimen. Pada saat pembelajaran ketiga metode ini dapat di gunakan secara
bersamaan, namun pada saat observasi kami, guru hanya menggunakan metode
eksperimen, metode in di sesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru, yaitu:
a)
Kegiatan Awal (5 Menit)
Membuka pelajaran
Guru memasuki ruangan belajar dan menyapa dengan
salam. Kemudian peserta didik memberikan salam kepada guru dan membaca do’a
sebelum memulai proses pembelajaran.
Mempersiapkan Perlengkapan Belajar Mengajar
Guru bersama peserta didik mempersiapkan buku-buku
pelajaran serta perlengkapan belajar lainnya. Kemudian guru memeriksa kehadiran
siswa dengan mengabsen siswa.
Apersepsi
Setelah perlengkapan belajar mengajar telah
dipersiapkan dengan baik. Guru mulai memotivasi peserta didik dengan melakukan
Tanya jawab. Karena siswa sudah diberikan tugas tentang materi yang akan di
pelajari berikutnya.
Kemudian guru membacakan tujuan pembelajaran untuk
dicatat dan di perhatikan oleh siswanya sebagai target pembelajaran.
b) Kegiatan
Inti (25 Menit)
· Guru
menjelaskan materi pelajaran
Setelah membahas materi pelajaran sebelumnya, guru
mulai menjelaskan materi pelajaran selanjutnya. Saat observasi berlangsung,
guru menjelaskan materi tentang pengukuran dan mengunakan metode menghafal yang
unik agar siswa dapat lebih mudah untuk menghafal tentang pengukuran.
Melakukan tanya jawab
Proses tanya jawab antara guru dan peserta didik
dilakukan saat guru menjelaskan dan saat guru telah selesai menjelaskan materi
pelajaran. Kemudian setelah selesai proses tanya jawab, siswa di minta untuk
maju satu persatu untuk menjelaskan apa yang sudah di jelaskan oleh guru.
Karena di sesuaikan dengan tujuan pembeajara bahwa “ siswa diharapkan dapat
menyebutkan hukum kepler 1,2, dan 3. Dan siswa diharapkan mampu menjelaskan
hukum kepler 1,2, dan 3.
c) Kegiatan
Akhir (5 Menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
Diakhir pelajaran, guru bersama peserta didik
menyimpulkan kembali materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.
Menutup proses pembelajaran
Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa
dipertemuan berikutnya siswa yang tidak dapat menjelaskan hari ini dapat
menjelaskan di ertemuan berikutnya. Dan guru memberikan tugas kepada siswa
untuk materi selanjutnya. Kemudian bersama-sama menutup pelajaran dengan
berdo’a dan memberikan salam.
C.
Deskripsi Proses Pembelajaran fisika
di kelas XI IPA 5 SMA N 7 PALU
Berikut merupakan deskripsi proses pembelajaran fisika
kelas XI IA 5 SMA N 7 PALU. Menurut hasil observasi yang dilakukan, saat proses
pembelajaran berlangsung guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
Untuk menciptakan suasana yang demikian, guru menjadikan suasana yang lebih
santai atau informal. Menciptakan suasana yang lebih santai dan informal
dilakukan guru dengan cara menyapa setiap murid yang mulai merasa bosan
mengikuti pelajaran. Kemudian ditambah lagi dengan humor-humor ringan. Sehingga
peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
Guru tidak mengalami masalah yang cukup serius dalam
proses pembelajaran fisika. Masalah demikian dapat diatasi oleh guru
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan cara menyapa dan mengingatkan
peserta didik serta memberikan motivasi dan humor-humor ringan. Dengan demikian
masalah dapat segera diatasi oleh guru sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan optimal dan kondusif.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan dan uraian yang telah disajiakn diatas, maka dapat disuimpulkan
bahwa proses pembelajaran di kelas XI IPA 5 SMA N 7 PALU, berjalan dengan
efektif dan kondusif. Hal ini karena guru selalu memperrtimbangkan metode.
Lampiran
Dokumentasi
Observasi





Langganan:
Postingan (Atom)